Yang membedakan hidup dan mati sesorang adalah amal. Ketika seseorang meninggalkan dunia ini selama-lamanya, terputuslah amalnya kecuali pada tiga perkara yaitu ilmu yang bermanfaat, anak yang sholih/sholihah dan juga amal jariyah. Oleh karenanya, hidup adalah amal.
Tiga pertanyaan besar telah terjawab. Kini kita semakin yakin bahwa kita berasal dari Allah, akan kembali pada Allah setelah kematian yang entah nantinya kita berada di surga atau neraka sehingga tujuan hidup kita adalah semata-mata beribadah kepada-Nya. Ibadah bukanlah sekedar sholat, zakat, puasa ataupun haji. Seluruh amal kita bisa dikatakan ibadah atau amal sholih jika niatnya benar dan cara melakukannya benar. Sebaliknya, jika niat dan tata caranya salah maka sholat, zakat, puasa maupun haji sekalipun tidak lagi menjadi amal sholih atau bernilai ibadah.
Niat
Niat adalah hal pertama yang harus kita sadari sebelum melakukan amal apapun. Boleh-boleh saja kita melakukan sesuatu untuk tujuan tertentu, namun jangan lupa untuk mengembalikan niat hanya pada Allah. Sebagai contoh, kita makan sayur agar tubuh kita sehat. Jangan lupa niatkan hal itu hanya karena Allah dan hanya untuk Allah. Bahwasanya dengan tubuh sehat yang diawali dengan aktifitas makan sayur maka kita semakin mudah untuk melakukan amal sholih yang lain. Mengucap basmallah adalah langkah yang paling mudah untuk menjaga kesadaran akan niat karena Allah.
Petunjuk
Untuk memenangkan sebuah lomba lari, sebelum menjadi yang terdepat dan tercepat, peserta haruslah memenuhi semua persyaratan yang diajukan oleh panitia lomba. Jika tidak memenuhi kriteria peserta lomba, secepat apapun kita lari bahkan menjadi yang terdepan sekalipun tidak akan membuat kita menjadi pemenang.
Begitu juga dengan amal kita. Selain niat karena Allah, agar setiap amal kita menjadi amal sholih dan bernilai ibadah maka amal tersebut harus sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan oleh Allah yaitu al-Qur'an dan as-Sunnah. Jika kita tidak menemukan petunjuk pada keduanya, kita bisa merujuk pada ijtihad para ulama.
Ilmu sebelum amal
Telah jelas bahwa syarat diterimanya sebuah amal sebagai amal sholih adalah niat karena Allah dan sesuai petunjuk yang telah Dia berikan. Dengan demikian, wajib bagi seorang muslim untuk berilmu sebelum beramal, mencari tau bagaimana hukum dan tata cara yang benar sebelum melakukan amal apapun.
Di dunia ini ada empat mazhab besar yang diikuti oleh umat muslim yaitu mazhab Syafi'i, Hambali, Hanafi dan Maliki. Kita bisa memilih salah satu sesuai dengan keyakinan masing-masing. Tidak perlu memperdebatkan mana yang paling benar, karena setiap hukum yang diambil oleh beliau masing-masing telah sesuai dengan al-Quran dan merujuk pada hadist Rasulullah S.A.W. Jika terhadap agama lain saja Allah berfirman, "Untukmu agamamu dan untukku agamaku," maka tidak seharusnya perbedaan-perbedaan kecil di antara sesama muslim yang tidak menyangkut akidah perlu kita perdebatkan. Yang menjadi masalah adalah jika ternyata amal-amal kita tidak sesuai petunjuk al-Qur'an maupun as-Sunnah.
Tiga pertanyaan besar telah terjawab. Kini kita semakin yakin bahwa kita berasal dari Allah, akan kembali pada Allah setelah kematian yang entah nantinya kita berada di surga atau neraka sehingga tujuan hidup kita adalah semata-mata beribadah kepada-Nya. Ibadah bukanlah sekedar sholat, zakat, puasa ataupun haji. Seluruh amal kita bisa dikatakan ibadah atau amal sholih jika niatnya benar dan cara melakukannya benar. Sebaliknya, jika niat dan tata caranya salah maka sholat, zakat, puasa maupun haji sekalipun tidak lagi menjadi amal sholih atau bernilai ibadah.
Niat
Niat adalah hal pertama yang harus kita sadari sebelum melakukan amal apapun. Boleh-boleh saja kita melakukan sesuatu untuk tujuan tertentu, namun jangan lupa untuk mengembalikan niat hanya pada Allah. Sebagai contoh, kita makan sayur agar tubuh kita sehat. Jangan lupa niatkan hal itu hanya karena Allah dan hanya untuk Allah. Bahwasanya dengan tubuh sehat yang diawali dengan aktifitas makan sayur maka kita semakin mudah untuk melakukan amal sholih yang lain. Mengucap basmallah adalah langkah yang paling mudah untuk menjaga kesadaran akan niat karena Allah.
Petunjuk
Untuk memenangkan sebuah lomba lari, sebelum menjadi yang terdepat dan tercepat, peserta haruslah memenuhi semua persyaratan yang diajukan oleh panitia lomba. Jika tidak memenuhi kriteria peserta lomba, secepat apapun kita lari bahkan menjadi yang terdepan sekalipun tidak akan membuat kita menjadi pemenang.
Begitu juga dengan amal kita. Selain niat karena Allah, agar setiap amal kita menjadi amal sholih dan bernilai ibadah maka amal tersebut harus sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan oleh Allah yaitu al-Qur'an dan as-Sunnah. Jika kita tidak menemukan petunjuk pada keduanya, kita bisa merujuk pada ijtihad para ulama.
Ilmu sebelum amal
Telah jelas bahwa syarat diterimanya sebuah amal sebagai amal sholih adalah niat karena Allah dan sesuai petunjuk yang telah Dia berikan. Dengan demikian, wajib bagi seorang muslim untuk berilmu sebelum beramal, mencari tau bagaimana hukum dan tata cara yang benar sebelum melakukan amal apapun.
Di dunia ini ada empat mazhab besar yang diikuti oleh umat muslim yaitu mazhab Syafi'i, Hambali, Hanafi dan Maliki. Kita bisa memilih salah satu sesuai dengan keyakinan masing-masing. Tidak perlu memperdebatkan mana yang paling benar, karena setiap hukum yang diambil oleh beliau masing-masing telah sesuai dengan al-Quran dan merujuk pada hadist Rasulullah S.A.W. Jika terhadap agama lain saja Allah berfirman, "Untukmu agamamu dan untukku agamaku," maka tidak seharusnya perbedaan-perbedaan kecil di antara sesama muslim yang tidak menyangkut akidah perlu kita perdebatkan. Yang menjadi masalah adalah jika ternyata amal-amal kita tidak sesuai petunjuk al-Qur'an maupun as-Sunnah.
Post a Comment
Post a Comment