Pernahkah kita mendengar
sebuah pertanyaan dari seorang anak kecil, "Mama, adik bayi dari mana
asalnya?"
Pertanyaan itu mungkin
membuat kita geli mendengarnya, dan mungkin kita hanya menganggap hal itu
sebagai sebuah rasa ingin tahu yang wajar pada seorang anak kecil. Padahal
kalau dipikir-pikir, pertanyaan itu merupakan sebuah pertanyaan yang sangat
dalam.
Pada usia dewasa, kita
terlalu fokus untuk meraih hal-hal yang kita inginkan. Karir yang bagus, harta
melimpah dan kalau bisa istri atau suami yang rupawan. Bahkan setelah
mendapatkannya, waktu kita masih tetap habis untuk mengejar impian-impian
lainnya. Energi kita juga terkuras di sana hingga akhirnya kita merasa
kelelahan. Memang benar semua telah tercapai, tetapi ada sebuah rongga besar
yang semakin lebar di dalam dada. Kemudian, terbersit sebuah tanya di sana.
Sebenarnya, semua ini untuk apa?
Jika tiba-tiba besok kita
harus meninggalkan dunia ini, apa yang akan terjadi? Apa yang akan terjadi pada
kita? Akan ke mana kita setelah mati? Apakah karir, istri atau suami dan harta
ini berguna?
Jawaban atas ketiga
pertanyaan ini akan sangat berpengaruh pada kehidupan kita. Sudut pandang yang
kita yakini atas ketiga pertanyaan ini, akan menuntun kita dalam melakukan
segala sesuatu setiap hari. Sebagai seorang muslim, sudahkah kita menemukan
jawaban atas tiga pertanyaan ini? Dari mana kita berasal? Untuk apa kita hidup?
Akan ke mana kita setelah mati?
Dari mana kita hidup?
Ada beberapa teori
tentang asal mula kehidupan manusia. Paham komunis yang tidak mengakui
keberadaan Tuhan menyatakan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini berasal
dari materi. Begitu juga dengan manusia. Menurut paham ini manusia modern merupakan
hasil evolusi dari manusia purba yang jika dirunut pun berasal dari materi.
Teori yang lain
menyatakan bahwa ada sosok dengan kekuatan besar yang berperan dalam penciptaan
alam semesta termasuk manusia. Hal ini logis karena jika kita mengamati
benda-benda di sekeliling kita maka pasti ada sosok lain yang menciptakan benda
tersebut. Dan tentu saja, sosok pencipta tidak mungkin sama dengan benda
ciptaannya Meja kayu diciptakan oleh
tulang kayu, roti dibuat oleh seorang koki, rumah dibangun oleh tukang
bangunan, dan seterusnya. Dengan demikian, pencipta alam semesta tidak akan
mungkin sama dengan satu makhluk pun yang ada di alam semesta ini. Sosok ini
berbeda sama sekali dengan makhluk. Sosok inilah yang kita sebut sebagai Tuhan.
Seorang muslim bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.
singkat, padat, dan menusuk. Mantap
ReplyDeleteThank youuu.
Delete