Disconnect to Connect, Salah Satu Cara Atasi Kecanduan Gadget

Hai. Beberapa bulan terakhir aku merasa semakin kecanduan gadget, terutama handphone. Aku benar-benar nggak bisa lepas dari hp, kecuali kalau ke toilet aja. Masak bawa hp, makan bawa hp, nyamperin anak pun juga bawa hp. Parah.

Maksudku sebenarnya biar kalau anak-anak lagi nggak fokus sama aku maka aku bisa langsung hapean. Tapi endingnya selalu aku yang nyuri-nyuri kesempatan buat ngecek hp. Akhirnya akulah yang nggak fokus main sama anak-anak.

Aku nggak ngerti sih idealnya gimana. Kemarin baca postingannya mbak Annisast tentang "24 jam itu kurang" ya bagiku emang 24 jam itu kurang. Aku merasa nggak punya waktu untuk diriku sendiri. Ini menjadi validasiku sehingga aku berpikir bahwa yaaa boleh dong aku menemai anak-anak sambil bawa hp. Kalau nggak, kapan lagi aku hapean?

Namun setelah aku pikir-pikir, apa iya aku nggak punya waktu untuk diri sendiri? Nyatanya sekarang aku bisa tuh fokus nulis hal ini. Berarti masih punya waktu kan? Mungkin iya nggak banyak, tapi maksudku nggak seharusnya "nggak punya waktu untuk me time" menjadikanku nggak fokus dan kehilangan eye contact dengan anak-anak.

Aku pengeeeennn banget ngasih jarak sama hp. Gimana sih caranya? Apakah selama anak-anak belum tidur aku sama sekali nggak boleh pegang hp? Wow, dari jam 7 sampai jam 9 malam dong :').

Aku pengen ngomong "Padahal semua kerjaanku ada di hp," tapi nggak jadi karena sebenarnya nggak ada pekerjaan khusus yang benar-benar urgent atau penting banget sehingga aku harus mantengin hp. Yang ada hanyalah aku nggak bisa menahan diri dari rasa ingin hapean.

"Kan hapean juga ada yang dikerjain. Nyari sekolah Haya misalnya. ngontak para admin sekolah misalnya."

Hmm, kayaknya aku perlu koordinasi lagi sama suami buat membagi waktu dan membagi peran untuk membersamai anak-anak.

Well, terlepas dari itu, aku akui bahwa aku udah kecanduan hp. buka WA nggak ada yang penting terus pindah ke IG. Di IG udah nggak asik buka WA lagi, buka twitter, buka email, buka IG lagi, teruuuusss aja muter. Padahal beneran nggak ada yang penting-penting amat. Malahan jadinya kayak nemu sesuatu tapi nggak penting tapi malah bikin engen lanjut baca dan akhirnya lagi-lagi anak-anak jadi aku abaikan.

Wah, wah, ini posisinya aku belum masuk kerja loh. Gimana nanti kalau kuliah udah mulai ya. Membayangkannya kok jadi bikin aku merasa bersalah pada anak-anak. 

Sebelumnya aku udah pernah bikin kesepakatan sama suami untuk nggak hapean kecuali saat Haya lagi nonton youtube dan Ihya lagi ngAsi atau saat mereka tidur. Tapi cuma sehari dua hari kesepakatan itu kami langgar bersama-sama dengan senang hati.

Kami juga pernah memberlakukan jam anti hp yaitu jam 18.00 sampai jam 20.00, tapi lagi-lagi hal ini hanya bertahan sebentar. Nggak sampai seminggu.

Gimana ya caranya biar nggak kecanduan hp lagi? I really need to stop. Kasihan anak-anak. Sepertinya juga aku akan mengurangi kegiatan yang berpotensi membuatku sering menggunakan hp.

Deleting...

Langkah pertama yang aku pikirkan adalah dengan keluar dari berbagai macam grup WA yang udah nggak related denganku dan menghapus kontak orang yang nggak sering berhubungan denganku sehingga status mereka nggak muncul di WA-ku. Kalau kalian satu grup denganku dan melihat aku leave grup, tenang gais itu bukan karena apa-apa. Ya cuma karena ini aja.

Setelah itu, aku akan unfollow akun-akun instagram yang nggak penting-penting amat buat difollow. Nge-mute story orang perlu nggak sih? Kayaknya enggak deh soalnya aku bukan tipe yang pengen lihat story orang kecuali teman dekat atau konten kreator favorit aja.

Aku yakin dua langkah kecil ini aja nggak cukup. Ya iyalah HAHAHA. Hmm, apa lagi yaa yang bisa aku lakukan biar bangun tidur besok nggak langsung nyari hp?

Stay Away...

Ideku adalah menaruh hp sejauh mungkin dari kasur agar waktu bangun dan nyari hp aku bisa mikir dulu bahwa, "HAH?! Ngapain nyari hp? Nggak ada yang penting kok!"

Bisa nggak yaa aku mikir gitu :'(. Belum apa-apa udah pesimis aku tuuuh :(. Oke oke, aku coba aja pokoknya. Habis ini sebelum tidur mari kita simpan hp ini di negeri antah berantah.

Sampai berapa lama aku harus jauh-jauhan sama hpku OMG! Mmm mikir dulu. Kayaknya sampai urusan beres-beres, masak, mandiin dan nyuapin anak-anak kelar deh. Berarti sampai sekitar jam 9 atau jam 10 pagi. Lama loooh itu Bun. Please apresiasi niatku ini meskipun belum terlaksana.

Eh tapi skenario ini kalau kondisi aku belum masuk kerja yaa. Nanti Minggu depan udah kerja lagi jadi aku akan atur lagi deh jadwal pegang laptop dan hp gantian ama suami.

Okay, jadi berapa lama aku hapean pada jam 9 pagi itu? Mungkin 10 menit cukup lah ya buat scroll media sosial sama ngecek market doang. Nanti hapean lagi kalau pas anak-anak lagi sama abahnya atau pas mereka tidur.

Burn The Midnight Oil...

Intinya mah beresin semua kerjaan pas anak-anak tidur malam. Kerjaan baru yang muncul di hp pada pagi hari ya ngerjainnya ntar malam aja asal nggak mendesak.

Aku jadi teringat kemarin udah nulis target ngeblog dan lain-lain untuk tahun 2022. Pengen banget ikut banyak kelas ngeblog lagi. Tapi kalau udah niat nggak pegang hp lama-lama, apa bisa ya nanti keinginanku itu tercapai?

Kalau mau tetap maksain belajar ini itu, ikut komunitas ini itu ya I have to burn the midnight oil Buuunnn. 

Dahlaah aku mau tidur dulu biar besok kuat menghadapi kehidupan yang sepi tanpa hp. Byebye!