Bun, pernah merasa bingung nggak sih gimana cara mengajak anak belajar kalau usianya masih tiga tahun? Nggak ada angin, nggak ada hujan tiba-tiba diajak belajar. Apa nggak kaget? Hah? Belajar? Apaan tuh? Hehehe, tenang, Bunda nggak sendiri kok. Aku juga mengalami hal yang sama. Terus gimana nih cara mengajak anak belajar biar dia semangat?
1. Get Ready!
Aku sebagai emak-emak beranak dua jujur saja sering banget emosi, marah dan ngomel saat di rumah. Sebelum mengajak anak belajar, sejak malam sebelumnya aku selalu mengafirmasi diriku bahwa aku sedang akan mengajak anakku belajar dan memahami sesuatu. Kesadaranku harus "ON" dan aku harus lebih bersabar dan lebih mengendalikan diri.
Bismillah, aku bisa menjadi ibu yang menyenangkan.
Kalimat itu aku ulang-ulang dalam pikiranku hingga waktu belajar tiba keesokan harinya. Saat itu, aku menarik nafas panjang dan tersenyum lebar. Apapun yang terjadi, aku nggak akan marah-marah. Setidaknya sampai kegiatan belajar Haya selesai haha.
Percaya atau nggak, kalau kita keep calm, anak juga jadi nggak gampang cranky Bun. Menjaga mood anak sebelum belajar itu sangat sangat sangat penting. Ya gimana, kalau doi ngambek atau nangis mana bisa belajar. Be happy ya Bunda, biar anak-anak juga happy.
2. Beneran Belajar?
Menggunakan kata belajar, bagiku secara psikologis bikin kegiatan yang akan dilakukan jadi nggak seru. Lagipula nanti Haya akan belajar belajar dan belajar terus kalau sudah sekolah. Aku nggak mau bikin dia jenuh dengan kata belajar. Jadi di usianya yang masih sangat dini ini aku menggunakan kata bermain alih-alih belajar.
Haya, yuk main tempel-tempel yuuk!
Kenyataannya, sambil main tempel-menempel, Haya sedang belajar tentang huruf karena aku mengajaknya bermain tracing line sambil menempel di atas garis huruf. Kata "bermain" membuat anak-anak lebih bersemangat. Bermain itu seru dan menyenangkan.
3. Get The Children Ready!
Umur tiga tahun itu menurutku adalah masa pubernya balita. Haya sering banget marah nggak jelas dan sedikit-sedikit nangis. Dia sudah punya keinginan sendiri yang kalau nggak dituruti membuatnya kesal. Sebaliknya, dia juga sudah bisa menolak ajakan emaknya ini kalau hal itu memang sedang nggak ingin dia lakukan.
Haya, ayo mandi!
Seeeeekkkkk!!!!
Padahal, untuk mendapatkan suasana belajar yang nyaman, mandi adalah salah satu aktifitas pendukung yang kuat. Badan yang segar membuat kita lebih semangat kan.
Haya, ayo makan!
Nanti aja Ummaaaaa!!
Doooohhh anakku ngeles mulu kerjaannya. Aku harus memastikan Haya kenyang sebelum belajar. Bukan apa-apa, biar di tengah-tengah dia nggak minta digorengin donat aja Bun.
Lalu, gimana biar anak mau mandi dan sarapan tanpa drama? Lanjut ke nomor empat ya Bun.
4. Show Off
Saat Haya bangun tidur dan belum fokus terhadap berbagai hal, aku segera menunjukkan pada Haya peralatan bermainnya. Biasanya, respon yang aku dapatkan adalah,
Apa itu Ummaa?
Yess, kena deh! Berhasil bikin Haya tertarik adalah agenda pertama sebelum kegiatan utama yaitu bermain sambil belajar. Dengan begitu akan lebih mudah untuk menyiapkan diri anak alias mandi dan makan. Tinggal iming-imingi aja deh,
Habis mandi dan makan kita mau main mainan baru loh. Pasti seru banget!
Oya, Bunda juga bisa meletakkan perlatan bermain di tempat yang mudah terlihat oleh anak, alih-alih memberitahunya secara langsung sepertiku. Tapi kalau mau langsung aja juga nggak masalah.
5. Apresiasi
Apresiasi menurutku bisa membuat suasana bermain nggak hanya menyenangkan melainkan juga penuh cinta. Kadang aku mengapresiasi Haya dengan kalimat-kalimat pendek seperti,
Wow great! Well done! Good job, Haya! You did it!
Di lain waktu aku memberikan apresiasi lebih lengkap seperti,
Wah, Haya hebat yaa bisa menulis huruf H loh.
Aku pernah membaca kalau apresiasi yang lengkap itu membuat anak mengerti bahwa dia telah berhasil mengerjakan sesuatu. Seperti yang aku contohkan di atas, kalimatku membuat Haya mengerti dan berpikir,
Wow, aku bisa loh menulis huruf H! Aku hebat bisa menulis huruf H!
Apresiasi semacam itu membuat anak semakin percaya diri dan terdorong untuk mencoba melakukan berbagai hal baru tanpa ragu-ragu. Anak-anak akan percaya bahwa mereka bisa melakukan berbagai hal, sekalipun itu hal baru.
6. Ssstt Rahasia!
Bagikan sebuah rahasia pada anak-anak bahwa besok akan ada permainan baru lagi dan nggak kalah seru. Cihuuuy! Anak-anak pasti nggak sabar ingin segera besok dan bermain lagi bersama Bunda. Padahal mah, sebenarnya kan Bunda ngajak mereka belajar hihi.
7. Last but Not Least
Terakhir, berdoa adalah kunci kesuksesan kita. Sebelum dan sesudah belajar, ajak anak-anak berdoa. Selain agar memperoleh keberkahan dari Allah, juga agar anak-anak tahu bahwa kegiatan yang mereka lakukan saat itu adalah kegiatan yang istimewa karena diawali dan diakhiri dengan doa yang cukup panjang dan dibaca dengan suara lantang.
Semoga berhasil ya Bunda. Namun, seandainya nih, di tengah-tengah anak rewel dan tidak mau melanjutkan kegiatan, jangan dipaksa. Biarkan anak tenang dulu. Bermain dan belajarnya masih bisa dilanjutkan nanti atau besok kok Bunda. Nggak apa-apa. Anak umur tiga tahun belum perlu menjadi pintar, mereka hanya perlu bahagia.
Selamat mencoba tujuh cara mengajak anak belajar di atas ya Bun. Kalau berhasil, please kasih tahu aku biar aku juga ikut merasakan kegembiraan kalian hehe. Aku tunggu di kolom komentar yaa Bun. See you!
Setuju mba... no 1 penting dari semua langkah.. mengkondisikan diri baru bisa mengkondisikan anak.
ReplyDeleteMakasih tipsnya ya mba
Setujuu soal anak 3 tahun tuh kyk pubernya balita wkwk
ReplyDeleteTipsnya bermanfaat sekali, Mbak. Nanti mau coba praktekin deh :D
Iyaa bener kok, anak-anak seneng banget dikasih tahu rahasia, berasa udah besar kali ya bun.. Seneng deh dapet ilmu baru, menarik tips nya mbak! Praktek ahh
ReplyDeleteBisa tambah-tambah ilmu mendampingi anak belajar nih, thanks mb tambahan iilmunya
ReplyDeleteWah Bunda telat baca tipsnya. Nanti terpakainya buat ngemong cucu aja 😁
ReplyDeleteAsik nih tipsnya. bahagia dulu biar yang lain merasakan bahagia ya Mbak. mwehehe. makasih mbak
ReplyDeleteMasyaAllah mbak, contekan lagi nih sebelum dititipkan buah hati... Belajar dulu ya mbak lupi 😊
ReplyDeleteAh bener banget, tangki cinta harus full dl ya mb. Naik punya ibu dan punya anak. Biar si ibu bs mindfullness saat membersamai anak dan anak bs happy "belajar" bareng kita. Mantab mb Lupi tipsnya!
ReplyDeleteBener bgt mba, anak tuh ngikutin mood emaknya ya...
ReplyDeleteBiasanya aku cari dlu minat anak saat itu lgi tertarik apa, nah baru deh dicarikan ide "main" yg sesuai dgn minatnya