Obrolanku dengan suami petang tadi nyambung banget dengan materi ngeblog Senin kemarin yaitu tentang personal branding. Sebenarnya penting nggak sih melakukan personal branding atau membranding diri sendiri? Well, penting atau enggaknya sih tergantung ya. Tergantung kebutuhan masing-masing. Terutama kalau kaitannya dengan pekerjaan ya penting juga.
Bukannya personal branding itu akan terbentuk dengan sendirinya ya?
Pertanyaan di atas adalah pertanyaan dari suamiku. Kalau karakter dan ciri khas seseorang itu sangat kuat bisa jadi iya. Contohnya Gita Savitri. Dia awalnya ngeblog dan bikin konten di Youtube bukan untuk jadi konten kreator. Namun, karena karakter dia sangat kuat dan itu tertuang dalam tulisannya dan juga dalam videonya maka dikenallah Gita yang seperti sekarang ini.
Kalau karakter seseorang nggak kuat emang jadi nggak punya personal branding? Bukannya ya "dia yang biasa aja" itu juga bisa merupakan brandingnya ya?
Ya berarti karakter dia yang biasa aja itu kuat. HAHA. Soalnya memang setiap orang itu secara alami pasti memiliki personal branding baik dari segi fisik maupun value. Hal ini juga ditegaskan dari paparan materi ngeblog kemarin oleh mbak Marita.
Nah tapi, personal branding dengan membranding diri itu beda ya. Kalau membranding diri itu berarti kita membentuk personal branding "baru" dalam diri kita sesuai dengan yang kita harapkan. Baru di sini bukan benar-benar baru atau mengada-ada gitu ya. Baru maksudku adalah kita lebih mengasah dan mempertajam bagian diri kita yang memang ingin kita tonjolkan ke masyarakat. Ingin dikenal seperti apa kita di mata masyarakat? Begitulah kira-kira ceileh!
Jadi kalau kita breakdown nih, fungsi dan tujuan personal branding itu menurut mbak Marita ada empat, yaitu:
- Memperkenalkan dan mempertajam citra diri seseorang
- Memudahkan orang lain untuk mengingat kita
- Memudahkan dalam menentukan pilihan
- Memfokuskan diri pada yang ingin dicapai
Aku dan Personal Branding
Bagaimana denganku? Apakah aku sudah menemukan dan mengetahui personal brandingku? Sejujurnya belum. Hmm, gimana ya. Kalau kalian kenal dekat denganku kalian pasti tahu kalau aku itu suka belajar hal-hal baru tapi cepat bosan juga dan nggak konsisten juga.
Misalnya gini nih, dulu awal melahirkan dan punya anak, aku sering ngeshare tuh tentang asi. Lalu apakah aku dikenal sebagai pejuang asi? Nggak kan.
Terus kemarin aku suka sharing tentang investasi di instagram story. Tapi aku nggak dikenal sebagai investor tuh, ya kan?
Nah sekarang aku lagi asik ngeblog nih ceritanya. Lantas sudahkah aku menjadi blogger? Sudahkah kalian mengenalku sebagai blogger? Pasti belum.
Kalau dipikir-pikir, semua itu karena aku terlalu mudah untuk berubah haluan. Akibatnya sepak terjangku dalam suatu hal terlalu sebentar. Ya kalau gitu gimana brandingnya bisa kebentuk? Heran deh gue sama diri sendiri.
Personal Branding dan Jati Diri
Bagiku menemukan personal branding itu seperti mencari jati diri. Prosesnya nggak mudah dan memakan waktu yang lama. Nyatanya di umurku yang udah 30 tahun (ups, ssstt rahasia ya), aku belum juga menemukannya.
Kalau menurut Parenthood Psychologist, Yuhaida Noor, ada enam langkah untuk membangun personal branding yaitu mengenali diri sendiri, menentukan positioning differentiation brand, memberikan bukti, mengoptimalkan media sosial, melakukan kolaborasi dan evaluasi.
Nah, mengenali diri sendiri aja aku belum tuntas nih gais. Gimana dong? Huhu, sedih. Belum lagi soal positioning differentiation brand alias menemukan hal-hal unik yang bikin blog ini beda dari yang lain. Oh men, aku terlalu biasa saja untuk menjadi siapa-siapa.
Sebenarnya kalau cita-citaku dari kecil sih emang ingin jadi penulis ya. Tapi lambat laun kok rasanya kayak, halah tulisanku gini-gini doang. Dibaca orang nggak malu-maluin aja udah syukur. Nggak usah lah ngarep jadi penulis terkenal.
Terus, pengen nggak dikenal sebagai blogger? Ya pengen sih. Cuma aku merasa belum pantas. Mau membranding diri sebagai blogger juga yaelah nulis aja belum konsisten. Ya kalian bisa lihat sendiri kan, mana update tulisanku yang benar-benar karena pengen nulis? Nggak ada, kecuali di awal-awal ngeblog dulu. Lainnya ya tulisan tugas ngeblog doang.
Meski begitu, keinginan menjadi blogger tetap ada. Kalau nggak ya ngapain juga bikin blog dan bahkan sampai ikut kelas ngeblog, ya nggak. Lagian, aku juga udah bikin kartu nama, HAHAHA.
Ngomongin Personal Branding
Balik lagi ke obrolan personal branding antara aku dan suamiku, kami pernah mendengarkan kajian dari Ustadz Hanan Attaki. Ceritanya jaman dulu ada seseorang yang nggak mau dikenal oleh siapa-siapa gais. Hidupnya itu fokus ibadah pada Allah tapi dia juga nggak ingin dikenal sebagai ahli ibadah. Luar biasa nggak sih. Dan akhirnya apa? Allah sendiri yang membranding dirinya sehingga dia dikenal oleh masyarakat sampai sekarang. Dialah si ahli ibadah yang tidak ingin dikenal, Luqman al-Hakim. Keikhlasan adalah keistimewaannya.
Lah, terus gimana? Nggak jadi nih membranding diri? Nggak usah dikenal aja? Ya nggak gitu juga sih. Tapi balik lagi, jangan jadikan membranding diri sebagai jalan untuk hanya ingin dikenal. Membranding diri kalau kata mbak Marita adalah salah satu jalan yang menjadikan kita mantab dalam berperan.
Jadi, akan seperti apakah personal brandingku nanti? Ya lihat nanti aja gais. Beneran aku nggak ngerti deh akan benar-benar menjadi blogger atau nggak. Aku mau belajar konsisten nulis aja dulu. For now, terserah kalian mau mengenalku sebagai apa. Okay!
Lucu sih mbaaaa infografis dan kartu namanya 😍
ReplyDeletePB itu penting banget tapi buat ngebangunnya ga gampang 😢
Seneng deh baca tulisan mba Palupi, khas banget gitu. Dimataku mba Palupi sudah punya brand kepenulisan tersendiri loh.
ReplyDeleteAku suka konsep desain yg lampu itu mba, simple tpi penuh arti
ReplyDeleteKeren keren pictnya unik.
ReplyDeleteAduh gaisss aku sendiri juga mudah berubah haluan..
Inilah tim matematika yg jadinya blogger hehhee.
Mbak palupi keren, bisa tetp produktif meski harus ngajr juga salut uey.
Betul banget mbak, sebenarnya jika kita punya karakter kuat persobal branding itu akan terbentuk dg sendirinya.
Tapi kondisi skrg beda, kadang demi sesuatu mereka menciptakan citra diri tertentu juga
Lampunya lucu mba, aku kira itu apaan. Eh ternyata cahaya lampu hihi
ReplyDeleteKenapa aku bacanya penuh penghayatan sekali.. tulisannya menuangkan isi hatiku mbaaa😢😢
ReplyDeleteSama nih kita mb, sering berubah-ubah.. jadi susah deh menentukan. Tapi, berubah-ubah itu karena kita sedang berproses untuk menemukan jari diri ya mb. Hehe
ReplyDeleteSuka sama gambarnya
ReplyDeleteDesain gambarnya bagus...
ReplyDeleteMom, baca tiap line berasa kek ketampol dah, asik baca sampe terakhir :D
ReplyDeletebtw salfok sama ide kartu brandingnya, stand out dan bagus :D
MasyaAllah Mbak Lupi... Semangat berproses yaaaa... Pokoknya jadi apapun kita kedepannya semoga menjadi versi terbaik dan bermanfaat ya mbaaaakkk
ReplyDeleteKartu namanya mencuri sekali... simple...
ReplyDelete