Halooo! Postingan ini spesial aku persembahkan untuk teman-teman semua pengunjung blogku tercinta yang beberapa waktu lalu nanyain, "Hayata akhirnya sekolah di mana?"
Sebenarnya pertanyaan di atas udah lama masuk baik ke DM instagram maupun ke email. Tapi maaf banget ya Bun aku baru bisa merespon sekarang. Maklum, ibu rumah tangga sibuk banget kalau siang. Kalau malam maunya drakoran aja sama suami hehehe.
Baiklah. Bunda pasti tau sendiri ya aku udah survey ke buanyak banget sekolah TK di Malang Raya ini. Bahkan masih ada beberapa yang belum sempat aku posting. Nah dari sekian sekolah itu, ada nggak sih yang sesuai dengan kriteriaku?
Hmm, sayangnya nggak ada Bun. Lantas apakah Hayata jadi nggak sekolah? Sekolah sih tapi ceritanya cukup panjang.
Yakin mau baca nggak nih? Fiuhhh, tarik nafas dulu.
Waktu itu pandemi kan Bun Maret tahun 2020. Nah itu berarti umur Hayata dua tahun. Aku termasuk tim yang taat aturan dan hampir nggak pernah kemana-mana. Ndekem aja terus di rumah. Begitu juga Hayata.
Main di depan rumah pun nggak aku izinkan Bun. Padahal para anak tetangga masih pada main di luar, hadehhh. Kasian juga sih sama Hayata yang cuma bisa nontonin mereka main dari jendela. Tapi yaudahlah, daripada daripada kan mendingan mendingan.
Satu setengah tahun berlalu sampai akhirnya aku khawatir dengan perkembangan interaksi sosial Hayata. Nah karena anak-anak tetangga kalau main pada nggak pakai masker jadinya aku tetap nggak bolehin Hayata main di luar.
Akhirnya kepikiran sebuah ide untuk "nyekolahin" Hayata. Jadi tujuanku nyekolahin Hayata di umurnya yang baru 3,4 tahun itu murni agar Hayata bisa berinteraksi dengan teman sebayanya tapi tetap dengan protokol kesehatan yang ketat.
Lalu dimulailah perjalananku mencari sekolah untuk Hayata. Waktu itu kriteria sekolah untuk Hayata nggak muluk-muluk sih. Aku cuma cari yang sesuai budget, ruangannya bersih dan terang, prokes ketat dan bilingual. Seiring berjalannya waktu kriteria sekolah untuk anak-anakku berubah sih. Nanti kalau ada waktu aku post tentang ini ya Bun.
Nah, berdasarkan empat kriteria di atas ada satu sekolah yang sesuai yaitu Mighty Roo. Aku udah ulas sedikit pas Hayata Trial Class di Mighty Roo.
Hayata Sekolah di Mighty Roo
Habis trial aku lumayan suka dengan program pembelajaran di Mighty Roo. Jadi langsung aku daftarin deh. Uang masuknya 1,7 juta sedangkan SPP tiap bulannya 400 ribu. Waktu itu Might Roo masih berada di Jalan Wilis, sekarang sudah pindah ke Jalan Welirang yang mana tempatnya jauh lebih besar dan luas.
Sesuai usia Hayata yang waktu itu 3,4 tahun, Hayata masuk ke kelas preparatory. Kelas preparatory Mighty Roo merupakan kelas persiapan masuk TK. Jadi setelah sekolah di kelas ini anak-anak bisa langsung masuk TKA di usia empat tahun gitu lho Bun. Masuknya seminggu dua kali, setiap sesinya cuma satu jam. Ditinggal belanja bentar juga kelar hahaha.
Oya karena masih pandemi murid di Mighty Roo dibatasi per kelasnya. Dan yang daftar juga masih sedikit sih. Waktu itu Hayata sekelas cuma bertiga sama Diza dan Mika. Satu kelas gurunya ada dua. Kelas Hayata dihandle oleh Miss Ribka dan Miss Nanda.
Drama Awal Sekolah
Kalau inget pas awal-awal Hayata sekolah rasanya gemessss banget. Soalnya pas trial itu adem ayem Bun walaupun masih malu-malu dan sedikit takut. Nyatanya pas hari pertama masuk sekolah Hayata dengan semangat menggandeng tangan Miss Ribka untuk masuk kelas.
Namun sayang sungguh sayang, pas keluar dari kelas Hayata nangis. Rupanya tadi pas di kelas Mika kepentok meja dagunya terus nangis kejer. Namanya bocah liat temennya nangis jadi ikut nangis. Si Diza pun ikut menangis. Oke kelas yang muridnya cuma tiga orang itu jadi riuh oleh tangisan.
Akibatnya apa pemirsa? Tentu hari berikutnya Hayata nggak mau masuk kelas. Pas berangkatnya sih semangat cuma pas udah di depan kelas doi mewek dong. Jadinya aku ikut menemani Hayata di dalam kelas. Dan itu berlangsung selama dua minggu alias tiga kali pertemuan.
Lewat dua minggu miss Nanda memintaku untuk menunggu di luar. Pas masuknya Hayata masih aku antar sampai depan kelas tapi sungguh Hayata benar-benar nggak mau masuk kelas. Beberapa menit berlalu dengan bujukan tapi nggak kunjung berhasil.
Aku kesal sekali waktu itu. Pas adegan drama itu ada satu Miss yang menemani kami namanya Miss Yuli. Terus miss Yuli bilang, "Mama, percayakan pada kami."
Kalimat itu secara ajaib menenangkanku. Kemudian aku mantab untuk meninggalkan Hayata yang masih menangis. Haya kemudian dihandle oleh Miss Yuli.
Sebetulnya sampai sekarang aku masih bertanya-tanya tentang keputusanku saat meninggalkan Hayata. Entah tepat atau tidak yang jelas aku bersyukur banget karena pas keluar kelas Hayata udah ceria. Bahkan sesenggukanpun tidak. Padahal sebelumnya dia nangis kejer banget lho.
Alhamdulillah Ya Allah. Pertemua-pertemuan berikutnya Hayata sekolah dengan lancar dan super semangat. Pembelajaran di Mighty Roo sangat interaktif dan fun. Setiap hari temanya berbeda dan nggak monoton jadi anak tidak bosan.
Kegiatan di luar kelas juga sering dilakukan seperti menanam tanaman, main air, main pasir dan lain-lain. Di akhir tahun ada semacam Children Festival. Pas jamannya Haya temanya Farm House. Seru banget Mighty Roo menghadirkan hewan-hewan ternak.
Long story short, Hayata menuntaskan kelas preparatory di Bulan Juni. Dari September hingga Juni merupakan sepuluh bulan yang menakjubkan baik untukku maupun Hayata.
Sedikit demi sedikit perkembangan interaksi sosial Hayata semakin membaik. Sudah nggak nangis lagi kalau didekati oleh orang asing dan cepat akrab dengan teman baru.
Sekali lagi alhamdulillah, tujuan utamaku tercapai. Kalau soal kemampuan akademis aku sama sekali nggak menuntut apa-apa. Kalau di sekolah ternyata kemampuan akademis Hayata lumayan bagus bagiku itu bonus yang juga aku syukuri.
Thank You Mighty Roo
Aku sempat sedih pas bulan terakhir sekolah soalnya aku melihat Hayata sudah nyaman sekali sekolah di Mighty Roo. Dia juga sayang banget sama Miss terutama Miss Ribka. Hayata mungkin belum paham ya kalau habis ini nggak ketemu Miss Ribka lagi. Dia nggak sedih yang gimana gitu, tapi akunya yang mewek huhu.
Mighty Roo ini bagiku seperti sebuah jembatan yang membantu Hayata menyeberang dari rasa takut dan malu ke rasa percaya diri dan berani berinteraksi dengan orang lain.
Buktinya, pas aku mendaftarkan Hayata ke Playgroup nggak ada drama sama sekali. Saat teman-temannya masih menangis, merengek dan ditemani orang tua selama seminggu, Hayata sudah bisa aku tinggal sejak hari pertama sekolah. Malah dengan pedenya dia ngajak toss Missnya haha. Soalnya dramanya Hayata udah duluan kan pas di Mighty Roo hehe.
Thank you Mighty Roo. Makasih Miss Ribka, Miss Yuli, Miss Nanda, Miss Fitri dan Miss Nita yang udah sabar, sayang dan membimbing Hayata dengan sangat baik.
Then, what's next? Gimana cerita tentang sekolah Playgroup Hayata? Sekolah di mana dan seseru apa? Apakah Hayata bertahan di sana?
Tungguin di postingan selanjutnya ya Bundaa. Byebye!
Post a Comment
Post a Comment